Kukenang Kau dalam Kening Puisi | Yose Bataona
![]() |
(Senja di krokowolon) |
Kukenang Kau dalam Kening Puisi
Di
ujung tanjung Rung
Kutatap
surya separuh terbenam
Terkenang
senyummu yang temaram.
Kau
membenci malam
Karena
kelamnya ingatkanmu pada
Seribu
lebam yang lama terpendam
*
Kau
pernah tambat sebagai perahu
Pada
labuhan sajak, aku pelaut
Yang
lambat menakar gerak ombak.
Kau
letih menjadi suar
Sebab
meski cahayamu mekar baginya
Tak
mau ia mencari jalan keluar.
*
Cinta
kita amukan badai
Bertahan
meleburkan jantungmu
Bertahun
menghancurkan tubuhku
*
Jika rindu serupa
laut yang surut
Melepasmu adalah
kenang yang pasang.
Pantai
Kita Maumere, 02.08.20
Tiga
Bait di Krokowolon
/1/
Laut
menghempaskan rindumu
sebagai
amuk ombak yang sekerjap
lembut
bergulung dipeluk teluk hatiku.
/2/
Kamera
itu cerkas menangkap berkas
cahaya
matamu, tapi ia tiada sanggup
menangkup
rintik yang lepas dari situ.
/3/
Suaramu
debur pantai yang pandai
merambatkan debar ke dalam
jantung puisi ini!
Maumere,
31 Oktober 2020
Baca juga:
Berpuisi secara ketat demi tepat diksi dan genap metafora, itu luar biasa. Namun jangan sampai ia menjadi sangat partikular tentang suatu ruang. Anda berhasil membentuk metafor seputar pantai dan dinamikanya, tspi bisa membuat puisi jdi terbatas ruang. Ruang puisi memang tak berruang. Ia luas seluas cakrawala. Buka pikiran estetis, perluas stilistika, lebarkan imajinasi kreatif.... Terbaik....
ReplyDeleteTerima kasih banyak bapa..
DeleteTerbaik😍
ReplyDeleteTrima kasih ade tersayang.
DeleteBerpuisi perlu adanya pemikiran yg estetis. Menghidupi sebuah karya memerlukan sebuah hal yang obyektif dan itu liarnya manusia yang kurang memandang tabiat alam yang sakral itu. Luar biasa👍🔥🔥
ReplyDeleteTerima kasih untuk kunjungannya.
DeleteSaya suka di bagian:
ReplyDeleteJika rindu serupa
laut yang surut
Melepasmu adalah
kenang yang pasang.
Manis dan getir.
Terima kasih banyak Dina. Sehat selalu teman blogger.
DeleteKeren kak🌹❤️❤️❤️
ReplyDeleteHalo Clara, terima kasih e..
ReplyDelete