Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lepo Lorun Permata Tenun Desa Nita

Bila wastra nusantara ibarat barisan ratna mutu manikam, tentu Lepo Lorun serupa permata nan jelita dari Desa Nita. Permata adiwarna yang disatukan dari utas-utas benang oleh jemari lentik para perempuan Nita menjadi helaian kain tenun ikat tradisional.

Lepo Lorun berasal dari bahasa Sikka yang berarti rumah tenun. Rumah ini bukan sekadar sanggar, melainkan tanda cinta dan spirit para perempuan desa dalam menjaga tradisi kain tenun ikat dari generasi ke generasi. Karena itu, jika berkunjung ke Maumere datanglah ke sini untuk turut mengenal dan mencintai tradisi luhur ini. 

Rumah Tenun Lepo Lorun

Kala tiba di Nita nuansa syahdu alam pedesaan akan mengiringi kita sepanjang perjalanan menuju Lepo Lorun. Terlintas deretan rumah-rumah warga yang diselingi hijaunya nyiur dan kakao. Terasa semilir angin sejuk yang meruapkan aroma khas kopra yang dijemur di tepian jalan. Terdengar kokokan ayam dan kicauan burung saat kita memasuki gapura anggun Lepo Lorun yang terbuat dari bilah bambu.

Lepo Lorun diinisiasi oleh Alfonsa Horeng sejak 2003. Ia berinisiatif mengajak para perempuan lokal dari rumah ke rumah untuk membuat suatu kelompok penenun. Barulah pada 24 Mei 2004 Lepo Lorun resmi didirikan. Lepo Lorun hadir guna melestarikan kain tenun ikat sekaligus memberdayakan para perempuan setempat. 

Tak hanya pengunjung domestik, pengunjung mancanegara pun amat tertarik menyambangi rumah tenun ini. Sebab Lepo Lorun menjadi sarana edukasi komplet untuk mengenal seluk-beluk dunia tenun ikat tradisional. Fyi, tenun ikat Sikka yang dalam bahasa setempat pete lorun(g), merupakan tradisi wastra asali yang sudah eksis sejak 596 Sebelum Masehi. 

Dalam perjalanannya kelompok swadaya ini telah memperkenalkan kain tenun ikat Flores hingga kancah internasional. Atas dedikasi yang total terhadap pelestarian kain tenun ini, mereka juga mendapat pelbagai penghargaan. Di antaranya Lepo Lorun pernah menjadi salah satu daya tarik dalam San Fransisco Tribal and Textiles Art Show tahun 2017.

Kompleks Lepo Lorun terdiri atas beberapa bangunan yang beratapkan alang-alang. Semuanya berbahan dasar bambu dan kelapa, seakan menegaskan kedua jenis kayu ini yang amat erat dengan keseharian dan kebudayaan masyarakat Sikka. Di tempat ini juga dibangun kembali Lepo Gete Ihi Niur atau rumah adat Sikka yang sebelumnya pernah punah selama 72 tahun. 

Datanglah dan Belajarlah di Lepo Lorun

Lepo Lorun juga dikenal karena mempertahankan cita rasa alami dan tradisional dalam proses pembuatan kain ikat tenun. Mulai dari peralatan menenun yang masih tradisional, seperti: alu, tembikar, ngeung, pemintal benang, tedang, tenun gedok, dsb. 

Selain kapas ada pula bahan-bahan pewarna alami yang ditanam di kebun sendiri, seperti: daun nila/tarum, kunyit, akar mengkudu, kulit pohon mangga, dsj. Konsep Ecotourism pun menjadi tema yang dijunjung oleh Lepo Lorun.

Sebagai suatu sarana edukasi, sanggar ini menjadi tempat kita belajar tentang tahap-tahap dalam menenun. Para ibu penenun di sini sedia membimbing kita dari awal hingga akhir proses menenun. 

Secara garis besar proses tersebut dimulai dari memilah kapas, memintal menjadi benang, membuat ikatan motif, mewarnai, sampai dengan menenun. Meski nampaknya sederhana, sesungguhnya menenun butuh waktu yang cukup lama bahkan bisa sampai tiga bulan untuk menciptakan sehelai kain tenun. 

“Dari proses menenun kita diajarkan arti penting kesabaran dan keuletan untuk hasil tenun yang bermutu tinggi” ungkap Mama Kompi salah seorang penenun di Lepo Lorun. 

Tak hanya melihat proses menenun, kita juga mengenal nama-nama aneka motif kain tenun ikat dari Sikka. Di antaranya seperti: Korasang Doberadu, Agi Pelikanu, Mawarani, Rempe Sikka, dan Naga Lalang atau motif Jejak Naga. Setiap motif memiliki arti dan filosofi tersendiri.   

Contohnya motif Mawarani yang gambarnya terlihat seperti deretan bintang. Motif ini melambangkan kesatuan keluarga; ayah, ibu dan anak-anak. Peran orang tua amat penting dalam mendidik anak-anak hingga meraih cita-cita dan bersinar layaknya bintang di langit.

Lokasi dan Akomodasi 

Lepo Lorun beralamat lengkap di Jl. Soverdi Kav 1-15, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. Jaraknya sekitar 20-25 menit berkendara dari Maumere, ibu kota kabupaten. Lepo Lorun buka setiap hari sesuai jam kerja. Bila ingin menginap terdapat eco-homestay dengan harga Rp500.000 per hari. 

Bagi pengunjung yang ingin berfoto di sini, disediakan juga layanan jasa berupa penyewaan pakaian adat. Tarifnya Rp100.000 per orang, jika dua kostum Rp150.000. Bagi yang ingin foto prewed tarifnya Rp250.000. Untuk pengambilan foto di sini disarankan pagi hari supaya pencahayaannya lebih terang dan bagus.     




Post a Comment for " Lepo Lorun Permata Tenun Desa Nita"