Sepotong Pengalaman Menginap di Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta

  

Kali ini saya berbagi pengalaman sewaktu menginap di Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta. Sebenarnya saya tidak terpikir untuk membuat ulasan tertulis. Hanya karena masih ada foto-foto yang tersimpan, maka tulisan ini pun saya coba buat.

Bagi saya pengalaman di Jakarta adalah sesuatu yang tak terlupakan. Ibu Kota yang dulunya dilihat hanya dari layar TV, kini bisa saya sambangi juga. 

Waktu itu saya diundang mengikuti kegiatan dari Serikat Jurnalistik Untuk Keberagaman (SEJUK). Sebuah workshop Strategic Planning. Dalam kegiatan ini kami ada 20 orang mitra dari berbagai wilayah Indonesia. Saya amat senang bisa mendapat teman baru dari Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Kegiatannya hanya sehari, jadinya padat sekali dari pagi sampai sore. Panitia menyediakan penginapan di Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta untuk tiga hari, 7-9 April 2022. 

Lobi Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta

Hotel ini berlokasi di Jl. KH. Wahid Hasyim No. 73-75, Menteng, Jakarta Pusat. Letaknya yang strategis di pusat ibu kota bisa menjadi pilihan untuk mengadakan konferensi dan sejenisnya. 

Saya tiba di hotel pada 7 April sore, diantar oleh Mas Thowik. Kami menggunakan Grabcar dari Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Saya pikir untuk mencapai lokasi hotel ini sangatlah mudah. Salah satu teman saya turun di Stasiun Gondangdia baru memakai Grab ke hotel. Jadi, banyak akses jalan yang bisa dilalui.

Hotel Ashley Wahid Hasyim merupakan hotel bintang empat. Info yang saya dapat dari resepsionis saat itu asa Hotel Ashley  bintang lima yang baru dibangun. Lokasinya tidak jauh juga dan tentunya ada kolam renangnya, hehe.. 

Kamar saya 

Baca buku enaknya sambil ngeteh atau ngopi?

Saya suka dengan suasana kamar saya di hotel ini. Sayangnya saya tidak punya arsip foto tentang suasana kamar. Rasanya pengaturan lampu di kamar cukup istimewa. Mulai dari sudut ruangan, lemari, dan cermin rias ada lampu-lampu penerang. Saya juga cukup nyaman untuk mengetik dan membaca buku di kamar ini. 

Oia, kamar saya menghadap ke Jl. MH Thamrin, sehingga bisa melihat Menara BCA. Bila malam tiba saya akan menyaksikan kemilau cahaya lampu dari gedung-gedung pencakar langit khas ibu kota. 

Ruangan meeting Kensington Ballroom

Pertemuan kami berlangsung di Kensington Ballroom. Desain ruangan ini elegan dan modern. Ini menjadi ruangan pertemuan kami yang utama. Saat siang hari kami dibagi ke dalam dua kelompok meeting. Saya bersama peserta lain mendapat ruangan yang agak lebih kecil. Intinya bahwa hotel ini memiliki tempat konferensi yang amat direkomendasikan, baik untuk skala besar maupun kecil.

Ruang makan

Ruang makan terbuka yang bebas rokok

Waktu menginap di hotel ini masih dalam situasi pandemi. Protokol kesehatan amat sangat diperhatikan. Kalau mau sarapan pagi akan diantar ke kamar masing-masing. Bisa juga untuk datang ambil sendiri.

Nah, paket sarapan pagi disiapkan dalam bentuk kotak makanan. Seperti bento khas Jepang. Saya pun teringat manga One Piece di Pulau Langit. Ketika Luffy hendak masuk ke dalam hutan, ia meminta Sanji si koki, untuk membuat bekal alias bento.  

Pemandangan malam dari kamar saya

Pada malam terakhir saya bersama Fauz, teman peserta dari Kalimantan, pergi ke Monas. Dia juga baru pertama kali ke Jakarta. 

Posisi hotel yang amat strategis membuat kami bisa ke Monas cukup dengan berjalan kaki saja. 

Keesokan paginya teman saya ada yang pergi ke Ipusnas karena letaknya berdekatan. Saya sendiri sebelum check out, sempat pergi ke Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal. Mungkin akan saya ceritakan kisahnya di postingan berikut.  

Demikianlah sepenggal kisah pengalaman kala menginap di Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta. Terima kasih yah karena kamu sudah membaca sampai bagian ini. Kedepannya saya akan belajar dan berlatih lagi dalam menulis review hotel/penginapan.