Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menikmati Kelapa Muda di Jalan Palapa Kupang

"Kupang itu kota yang panas. Banyak orang yang cari kelapa muda supaya merasa segar" ungkap Defri Nubatonis (18). 

Ia adalah salah seorang penjual kelapa muda di Jalan Palapa. Di ruas jalan ini ada beberapa penjual kelapa. Ada yang menjual kelapa di dalam gerobak dorong. Ada yang menjajakannya di petak kosong dekat trotoar, seperti Defri. 

Tangannya terampil dan cekatan memotong kelapa yang saya pesan. Dalam hitungan sekian detik kelapa muda itu sudah bisa saya nikmati. Sungguh di kala cuaca panas bulan Mei menyergap Kupang, kelapa muda menjadi minuman andalan yang menyegarkan. 

Kelapa yang ia jual ini dipesan dari Baun, Amarasi. Kebanyakan penjual kelapa di Kota Kupang juga memesan dari sana. Wilayah Amarasi memang terkenal dengan pasokan kelapa yang melimpah. Teringat kali lalu perjalanan saya ke Fatubraun, sepanjang jalan selalu melihat barisan pohon kelapa yang berderet-deret. 


Saya menikmati kelapa muda sambil memandangi ruas Jalan Palapa yang agak lengang, mungkin karena hari Minggu siang. Sesekali Defri bertegur sapa dengan para pengendara yang melintas. Rupanya mereka biasa membeli kelapa muda di sini. 

Menyimak Kisah Defri Nubatonis 

Defri berasal dari Niki-Niki, Timor Tengah Selatan. Setelah menamatkan SMP di kampung halamannya, ia pun melanjutkan sekolah pada salah satu SMK di Kota Kupang.

Sayang Nya karena keterbatasan biaya, pada 2021, ia pun putus sekolah di bangku kelas satu. Walau begitu ia tak menyerah dengan realita yang terjadi. 

Dengan bekal ilmu jurusan sewaktu di SMK dulu, ia pun memilih bekerja di bengkel las di area TDM. 

Selepa bekerja di sana, ia mencoba peruntungan di bidang lainnya. Ia pun berjualan kelapa muda di wilayah Oebobo. 

"Selagi masih muda mesti coba banyak pengalaman bekerja" katanya. 

Sayangnya setelah lima berjualan kelapa, lapak jualannya pun digusur. Karena bukan berjualan pada tempat yang punya izin. 

Kini, sudah sebulan ia berjualan kelapa di Jalan Palapa. Saat ini kelapa yang dijual adalah milik pamannya. Ia bertugas untuk menjaganya. Adapun harga kelapanya Rp6.000/buah. 

Defri Nubatonis sedang menunggu pembeli kelapa

Defri datang dari kabupaten yang menjadi salah satu penyumbang pekerja migran yang tinggi dalam wilayah NTT. Saya pun melemparkan sebuah tanya kepadanya. Perihal pandangannya pada orang-orang yang pergi merantau hingga keluar negeri. 

"Pergi merantau itu sama seperti kerja kebun di kampung" tegasnya. Ia ibaratkan merantau itu seperti dari kota pergi kerja di kampung, karena di tanah rantau kerjanya seperti di kebun kampung. "Palingan kita potong rumput dan bersihkan areal pohon kelapa sawit" tambahnya.  

Defri lebih memilih tetap tinggal di daerahnya. Semua yang butuhkan sudah ada di sini. Ia sendiri bermimpi untuk berbakti bagi kampung halamannya. 

Tadinya sebelum saya datang sudah ada tiga puluh buah kelapa yang terjual. Defri biasa berjualan dari jam tujuh pagi hingga jam lima sore. 

Banyak orang yang datang membeli padanya. Orang-orang berseragam kantor dan yang berkendara mobil juga sering ke tempat ini. Oia, karena ini Jalan Palapa, jalur orang biasa berolahraga, Biasanya yang lagi jogging atau bersepeda akan singgah untuk menikmati kelapa muda. 

Defri mengaku bersyukur menjadi penjual kelapa muda. Semua usaha dan kerja keras ia lakoni dengan sepenuh hati. Ia juga sedang mengumpulkan modal pelan-pelan, karena ia punya mimpi untuk merintis usaha di kampung halamannya. Ia ingin membuka sebuah bengkel las kecil-kecilan. 

Saat pukul satu siang, sebuah mobil berwarna silver datang menepi di dekat lapaknya Defri. Mereka memesan dua buah kelapa muda. Defri segera bergegas untuk memotong kelapa. Saya pun izin pamit untuk pulang. Mungkin nanti kami akan lanjut ngobrol lagi di lain waktu.


1 comment for "Menikmati Kelapa Muda di Jalan Palapa Kupang"