Menyapa Pagi di Kampung Nelayan Oesapa
Datang pertama waktu sore hari. Datang kedua saat pagi hari. Dan inilah sepenggal cerita saya.
Kampung Nelayan Oesapa
Sewaktu datang pertama saya teringat suasana yang mirip seperti di Kampung Nelayan Wuring di Maumere. Apalagi sama-sama ada pasar. Hanya saja kalu di Wuring ada kampung terapung, tidak tahu di sini. Karena saya belum terlalu berkeliling.
Untuk mencapai tempat ini kita bisa masuk dari lampu merah Oesapa. Nanti ada gapura bertuliskan Kampung Nelayan Oesapa. Persis sebelum Pasar Oesapa, jadi tinggal belok masuk ke dalam.
Sewaktu masuk ke lorongnya saya langsung tertarik dengan sebuah gereja tua. Arsirekturnya terasa sekali sentuhan klasik. Sepertinya gerejanya sudah tidak dipakai karena uzur. Di sampingnya juga sudah dibangun gereja yang baru, Gedung Kebaktian Jemaat Bet'el Oesapa Tengah.
Saya menuju tempat Komunitas Manggrove Leaf. Kalau pasar arahnya ke Timur, tempatna ke arah Barat.
Waktu sore datang yang pertama saya melihat ikan-ikan asin yang dijemur. Ada yang di depan rumah warga dan di tanah lapang.
Saat pagi seperti ini belum dijemur. Mungkin dari jam tujuh ke atas.
Pagi ini air laut sedang surut karena sementara bulan sabit. Barisan kapal berjejer di tepian pesisir.
Saya memarkirkan motor lalu mengambil gambar dari tepi pantai. Aroma khas laut menyergap indra penciuman saya.
Terlihat sekawanan burung merpati terbang bebas. Mereka mendarat di tepi bibir pantai untuk mencari makanan. Juga ada seekor anjing berbulu hitam putih, ia mengorek nasi bungkus yang dibuang orang.
Salah seorang nelayan baru kembali dari perahunya. Seorang bapak duduk termenung dengan secangkir kopi. Saat sore di jalur pedestrian ini cukup ramai. Apalagi tersedia tempat duduk buat bersantai.
Saya melajukan motor ke arah lapangan. Tempat pertama kali saya berjumpa anak-anak Manggrove Leaf. Pagi ini lapangan kosong tak ada yang bermain bola kaki.
Sepetak lapangan berpasir putih yang dipagari oleh pepohonan manggrove. Sayang tak sempat saya memotretnya.
Tak sampai lima menit saya menunggu di situ. Samar-samar terdengar nyanyian yang ramai dan riang. Saya pun segera merapat ke sumber suara. Karena saya tahu itu pasti mereka.
Post a Comment for " Menyapa Pagi di Kampung Nelayan Oesapa"