Rujak Viral Jambu Kristal Flobamora
Perkara menulis dua artikel dalam satu pekan untuk challenge travel-blog, saya pun harus bersiasat kalau tak sempat turun ke tempat baru. Alhasil harus mencari stok foto di galeri sebagai alternatif tulisan.
Beruntunglah saya menemukan dua foto ini, sehingga bisa menggenapkan postingan mingguan di blog pribadi. Inilah sepenggal ceritanya.
Seminggu yang lalu saya membeli "Rujak Viral Jambu Kristal Flobamora". Video tentang rujak ini dulunya sering muncul di beranda medsos saya. Tentu telah menarik rasa penasaran saya untuk mencobanya.
Saya membeli rujak buah kristal ini di Bundaran PU. Sebelumnya sudah sering melintasi jalur ini dan melihat rujak tersebut. Namun, baru kali ini tercapai.
Saya berangkat dari rumah ke Bundaran PU sekitar tengah hari. Ya, saya baru selesai makan siang dan ingin mencoba rujak idaman ini.
Kupang sungguh panas terik di siang hari. Pohon-pohon di sekitar mulai mengurangi dedaunan agar bisa beradaptasi. Meski begitu terik, rasanya sejuk ketika tiba di tempat jual rujak.
Saya sendiri belum pernah mencoba rujak buah kristal. Jadi ini adalah kali pertama. Kalau dulu makan rujak yang buahnya campursari, tidak satu jenis saja seperti rujak buah kristal ini.
Harga rujak Jambu Kristal Flobamora adalah 15 ribu per porsi. Harganya lumayan terjangkau. Tetapi bisa juga agak mahal atau murah tergantung dari ukuran jambunya.
Siang itu selain saya, ada juga para polisi yang membeli. Mereka semua datang dengan satu mobil. Tentunya mereka juga mencari makanan pencuci mulut.
"Lomboknya pakai yang pedis sedang atau tinggi?" tanya si kakak penjual. Tanpa pikir panjang saya jawab, "Yang pedis sedang saja". Soalnya saya lagi sakit mata dan tentu ini sangat mengganggu aktivitas harian.
Btw, lomboknya berbentuk serbuk. Apakah ini yang namanya Boncabe? Saya belum pernah melihatnya sebelumnya. Toh, karena saya juga dianjurkan tidak boleh terlalu makan yang pedis.
Sewaktu saya perhatikan dengan baik, rupanya buah-buah tersebut didinginkan dengan balok es. Pantas saja membuat buah terlihat lebih segar.
Alhasil efek dingin segar dari es batu tersebut sungguh terasa. Sewaktu saya memakannya masih ada sensasi dingin yang segar. Nah, waktu pertama saya makan belum dicampur Boncabe. Jadi rasanya biasa saja. Tapi, yang buat rujak ini amat memikat karena rasa asinnya yang mendekati sempurna. Belum pernah saya merasakan rujak seenak ini.
Saya pun menaburkan bubuk lombok tersebut. Rasanya rada aneh saja. Menurut saya makan rujak itu lebih enak kalau pakai sambal uleg. Meskipun begitu ini tetap yang terbaik dan terenak.
Saya pun menikmati makan rujak jambu kristal ini sembari mengetik di laptop. Kapan-kapan saya harus bercerita tentang kuliner lain di tepi jalan.
Post a Comment for "Rujak Viral Jambu Kristal Flobamora"