Lepo Lorun: Tenun Cinta Semesta
Mama Kompi, salah seorang penenun di Sanggar Tenun Ikat Lepo Lorun (STILL) |
Kabupaten Sikka, Flores tak hanya dikenal karena jajaran bukit atau
barisan pantai yang memikat hati, tapi juga kaya akan wisata budaya. Salah
satunya ialah Lepo Lorun. Sanggar tenun ikat ini berlokasi di desa Nita.
Sekitar dua puluh menit dari dari jantung kota, Maumere.
Baca juga: Bunga Bikon Blewut
Saya berpelesir ke Nita pada akhir
pekan penghujung Agustus yang lalu. Tiang-tiang di pinggir jalan masih
terpancang, mengibarkan bendera Merah Putih. Kedatangan saya disambut semerbak
aroma biji coklat dan kopra yang dijemur pada halaman rumah warga.
Selamat datang di Lepo Lorun |
Saya sungguh senang
menjumpai para penenun di sanggar ini. Dalam hati saya amat kagum pada semangat
para wanita tangguh ini. Berkat dedikasi mereka tenun ikat tradisional tetap
terpelihara dengan segala kekayaan nilainya.
“Di
sinilah wadah kami dalam upaya merawat peradaban leluhur” pungkas Alfonsa
Horeng, penggagas Lepo Lorun. Ia mengatakan bahwa Lepo Lorun tidak seperti
tempat pengrajin buah tangan. Justu rumah ini hadir demi mengemban tanggung
jawab dalam pelestarian warisan leluhur.
Selanjutnya
saya berkesempatan mengenal lebih dekat proses menenun. Mulai dari membuat
benang dari kapas, mengikat pola, hingga tahap menenun. Keistimewaan sanggar
ini terletak pada bahan-bahan alamiahnya. Adapun aneka tetumbuhan dirawat di
halaman sekitar rupanya menjadi bahan dasar tenunan.
Selanjutnya saya berkesempatan mengenal lebih dekat proses menenun. Mulai dari membuat benang dari kapas, mengikat pola, hingga tahap menenun. Keistimewaan sanggar ini terletak pada bahan-bahan alamiahnya. Adapun aneka tetumbuhan dirawat di halaman sekitar rupanya menjadi bahan dasar tenunan.
Seorang penenun yang
bernama Maria Kompi mengungkapkan bahwa sering pula para remaja datang untuk
belajar tentang tenun di Lepo Lorun. Saya sebagai generasi muda juga beruntung
boleh mengenal motif-motif kain seperti; mawar
rani, naga lalang, rempesika, dsb.
Pada
galerinya terpajang lembaran-lembaran kain tenun. Terdapat pula aneka kreasi
lainnya berbahan kain tenun, seperti tas, anting maupun kalung.
Lepo Lorun
menjadi magnet yang menarik minat banyak
wisatawan dalam juga luar negeri. Tak sedikit pula para peneliti yang
melakukan riset di tempat ini.
Jika
ada tamu yang berkunjung dalam bentuk kelompok biasanya akan dijemput dengan
tarian yang diiringi musik tradisional. Sayangnya pada sore itu belum ada yang
bertandang. Tentu saya akan beruntung menyaksikan upacara selama datang atau huler wair bagi tetamu. Tersedia juga
sebuah home stay bagi pengunjung yang
ingin menginap.
Mama Antonia, penenun bersama ponakannya Popi. |
Cahaya matahari mulai
memudar. Saya berkesempatan memutar segelas kopi Flores. Perlahan-lahan
menyesapnya saya pun merasakan kenikmatan syahdu kala senja di desa Nita.
Sembari mendengar para ibu penenun bercengkrama dalam canda tawa, saya mencoba
mengabadikan momen ini dalam kenangan. Sebab bisa memperoleh nuansa baru yang
menggetarkan dada. Ah, Lepo Lorun sebagaimana artinya ‘rumah tenun’ telah
menyatukan saya ke dalam tenunan cinta semesta.
Asyik dibaca: Sajak Tak Beranjak
Tetal setia utk trus melahirkan karya2 barunya kak
ReplyDeleteIya, terima kasih yah.
DeleteKerennn
ReplyDeleteTerima kasih Kaka Bruder.
Deletemantap Yos...
ReplyDeleteTerima kasih banyak.
DeleteMantap ama
ReplyDeleteThanks Ana Jogja.
DeleteNice bro..
ReplyDeleteTitip slm sa buat ade Popi 😂😂😂😂
Salam balik buat Penabur Putra
DeleteKeren yh..inspiratif
ReplyDeleteTerima kasih.
ReplyDeleteTeruslah berkarya saudara....keren banget🥰
ReplyDeleteTerima kasih Albersia.
DeleteMantap
ReplyDeleteThanks.
DeleteSemangat terus untuk menulis.. salah buat Valentinus Luis :D :D :D :D :D .. bilang salam sesama suanggi
ReplyDeleteWah, terima kasih banyak sudah berkunjung ke blog mungil ini. Tentunya saya akan banyak belajar dari 'Indonesia Sungguh Indah' (awalnya.blogspot.com).
DeleteSudah lama sekali ingin datang ke tempat ini, tetapi belum kesampaian. Ini lokasi wisata budaya yang sangat lengkap. Doakan ya. Selalu semangat menulis, sebarkan informasi baik tentang daerah kita. 🤗😍
ReplyDeleteWah, terima kasih banyak atas kunjungannya Mba. Saya akan belajar banyak ilmu blogging dari Mba. Semoga bisa bertandang ke Lepo Lorun. Sehat selalu semua yang di Ende.
DeleteMantap jiwa.
ReplyDeleteBisa untuk tambahan pengetahuan juga untuk penerus generasi (pemuda) FLOBAMORA ini.
Mantap jiwa, angua. Trims banyak, kapan lagi kita jelajah Sumba? Wkwkwk.. Salam kawan-kawan semua di Tambolaka.
DeleteSy sudah pernah sekali ke tempat ini waktu ada kegiatan study tour. Inspiratif sekali mama" di sanggar ini dengan semangat dedikasih oleh ibu alfonsa membuat mereka bertahan hingga saat ini. Salam kenal yah sy novia blogger baru juga. Boleh mengunjungi blog sy: novieaazizablog.spot.com. hehe makasih
ReplyDeleteWah.. Salam Noviea, trima kasih yah sdah bertandang ke sini. Betapa saya beruntung bisa belajar dari Anda yg sdah bnyak pengalamannya. Siap, sy akan blogwalking ke rumah mayamu.
ReplyDeletemantap adik
ReplyDelete