Lepo Lorun Mahkota Tenun Pulau Bunga
(Lepo Lorun, rumah tenun Flores) |
Flores
ibarat negeri dongeng yang menyimpan segudang keajaiban. Mulai dari Labuan Bajo
dengan magnetnya Pulau Komodo. Ende yang berhiaskan kemilau danau tiga warna
Kelimutu. Atraksi penangkapan ikan paus secara tradisional dari Lamalera,
Lembata. Hingga pesona Lepo Lorun sang primadona dari Maumere, Sikka.
Ketika
memasuki gapura bambu Lepo Lorun, Anda segera merasakan nuansa khas tanah Sikka.
Nyiur kelapa melambai dibelai angin seakan berucap selamat datang. Tabuhan
gendang dan gong berirama mengiringi langkah Anda. Serta para penari yang
menyambut Anda bak ratu dan raja.
Apakah
Lepo Lorun itu? Temukanlah jawabannya pada liburan akhir tahun ini di desa Nita,
sekitar lima belas menit dari kota Maumere. Anda akan takjub pada pesona tenun
ikat Flores laksana permadani dari surga.
Lepo
Lorun yang berarti ‘rumah tenun’ adalah rahim para perempuan Flores yang terpanggil
demi merawat warisan para leluhur. “Kami bertekad untuk meneruskan peradaban tenun
ikat dari generasi ke generasi selanjutnya” ungkap Alfonsa Raga Horeng perintis
Lepo Lorun.
Sanggar
Lepo Lorun tersusun apik dengan beberapa bangunan cantik dari bambu dan
beratapkan alang-alang. Setelah melewati gapura, terdapat pondok mungil markas
alat-alat musik tradisional. Kemudian, satu rumah unik bertingkat yang
bertangga bilah-bilah bambu. Di sebelah kirinya bernaung eco homestay yang bergaya tradisional.
Di
tengah kompleks itu berdiri sebuah rumah setengah terbuka yang menjadi jantung
kehidupan Lepo Lorun. Sengaja tak berdinding pada bagian depannya, agar para pengunjung
langsung memandang tenun beragam motif.
Pada
gerainya terpajang patung, lukisan, galeri foto, dan tas-tas kreasi dari kain
tenun. Sedangkan sisi luarnya yang berlantai tanah merupakan tempat
berlangsungnya ritual menenun para ibu anggota Lepo Lorun.
Sebagai
kelompok swadaya Lepo Lorun ingin mengangkat wajah perempuan Flores yang mandiri
dan kreatif.
Semuanya
bermula dari inisiatif Alfonsa mengumpulkan para ibu penenun di seputaran
rumahnya. Motivasi mereka hanya satu demi melestarikan nilai-nilai budaya agar
menjadi gaya hidup masyarakat dewasa ini. Maka sentra tenun ikat ini pun resmi
berkarya sejak 24 Mei 2004.
Anda
akan belajar perihal proses menenun di sanggar ini, mulai dari pemintalan
benang, mengikat motif, pewarnaan alami, dan cara menenun hingga rampung. Pada
awal bulan Oktober ini, sekelompok besar wisatawan dari Surabaya mengaku senang
mendapat pengetahuan baru di Lepo Lorun.
Mereka sampai geleng-geleng kepala
saat mengetahui bahwa menenun selembar kain butuh waktu seminggu bahkan tiga sampai
enam bulan. Hal ini dikarenakan Lepo Lorun memanfaatkan bahan baku alami. Jadi,
tumbuh-tumbuhan yang tersedia di alam diolah tahap demi tahap supaya
menghasilkan pewarna alami yang berkualitas.
Lepo
Lorun juga menawarkan tamasya agrowisata. Anda akan diajak memanen kapas yang
ditanam khusus di seputaran kompleks. Pastinya Anda penasaran melihat kunyit,
daun nila, kulit pohon mangga, akar-akaran dan sejenisnya diramu menjadi bahan
dasar pewarna alami.
Pesona
Lepo Lorun memiliki daya tarik unik bagi banyak wisatawan dari dalam maupun
luar negri. Sebab Lepo Lorun bukanlah semata obyek wisata, melainkan subyek keberlangsungan
budaya Flores. Visi ini amat dijunjung, sebab banyak pegiat wisata
mengabaikannya yang berakibat kurang berkembangnya integritas penduduk setempat.
Oleh
karenanya, para pengunjung semakin mengenal dan menyelami nilai budaya tenun
ikat yang kerap dilupakan manusia modern. Kekhasan ini amat mengagumkan bagi Jenifer.
Turis dari Denmark yang datang bersama tiga rekannya ini mengaku telah jatuh
hati pada Lepo Lorun. “Saya sudah empat kali ke Indonesia. Momen perdana di
rumah ini sungguh membahagiakan.” Ia mengapresiasi Alfonsa yang penuh dedikasi melestarikan
tenun ikat sebagai kekayaan dunia.
Berkat
pengabdiannya buah-buah manis telah dirasakan keluarga besar Lepo Lorun. Baru-baru
ini Australia Global Alumni menobatkan Alfonsa sebagai The 2018 Promoting
Womens’s Empowerement Award. Ia juga sering diundang ke Eropa, Australia, dan
Amerika Serikat untuk memperkenalkan spiritualitas yang terkandung dalam tenun
ikat.
Kini,
Lepo Lorun telah menjelma mahkota tenun bagi Flores yang berjulukan Pulau
Bunga. Ia meruapkan aroma yang harum mewangi penghibur hati ibundanya NTT.
Ibunda yang saban hari masih berurai air mata menyaksikan anak-anaknya diperdagangkan
menjadi TKI ilegal. Seandainya setiap desa atau kabupaten lain meneladani karya
Lepo Lorun, tentulah ibunda NTT dan Anda bakal tersenyum. Seandainya. (Putra Lomblen).
Keterangan:
- Artikel ini pernah dimuat di portal Tabeite.com pada 09 Mei 2020
- Foto ilustrasi pada artikel ini pernah diikutkan dalam ajang Pameran Foto Online 2020 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur
Baca juga:
- Online
Eksis terus no. Mantap.
ReplyDeleteTerima kasih tata No. Salam ke Ende ee, hhe..
DeleteMantap..
ReplyDeleteAde yg lebih mantap, wkwkwk..
DeleteWow mantap tata,, bangga rasanya melihat dan merasakan usaha para penggiat dari Timur Indonesia dalam memperkenalkan kekayaan budaya NTT dalam bermacam-macam bentuk salah satunya dgn tulisan serta foto2 yg kaya makna sehingga sangat membantu kami generasi milenial yang sebagian besar berhadapan dengan gadget dll dan dapat diperkaya ,,Terima kasih No
ReplyDeleteAhaha, terima kasih banyak. Salam buku Generasi Milenial ee..
Delete😁😁 Okok ,,aman saja itu tu 😁
DeleteSaya sangat suka motif kainnya, semoga nanti bisa jalan2 kesana. Amin.
ReplyDeleteTerima kasih Ibu. Saya juga belajar banyak dari blognya Ibu, Cerita dari Wayan. Semoga nanti bisa bertandang pula ke Tanah Dewata.
ReplyDeleteDengar nama Lepo Lurun dada saya seketika bergetar, sebab saya pernah menemukan cinta di sana ☺☺
ReplyDeleteTerima kasih Roy. Saya juga kalau dengar nama Riung, serentak ingat debur ombak. Ahaha...
Deletetenun yang sangat indah sayang tidak banyak orang yang mengetahui jika saja masyarakat tau bahwa indonesia tidak kalah keren dengan inggris pasti tidak ada yang liburan atau belanja keluar negeri semoga pemerintah bisa memberikan bimbingan dan Kursus Bahasa Inggris agar masyarakat dapat menerima wisatawan asing dengan baik
ReplyDelete