Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Air Panas Blidit Yang Menggigit

(Blidit Hotspring)

DI TENGAH RIMBUN HUTAN LINDUNG ILIMENDO TERGARIS ALIR AIR PANAS BLIDIT YANG SENSASINYA MENGIGIT KULIT

Selepas pendakian di Gunung Egon kami pun melanjutkan perjalanan menuju Air Panas Blidit. Saya bersama Hermin dan Yancen Paji. Tubuh kami yang letih karena pendakian mesti bugar kembali oleh pamandian air panas.

Air Panas Blidit

Air Panas Blidit merupakan salah satu destinasi populer di Maumere. Letaknya berada di tengah hutan lindung Ilimendo. Sumber air panasnya berasal dari  Gunung Egon.

Untuk mencapai tempat ini tidaklah sulit karena sudah ada plang penunjuk berwarna hijau di jalan. 

Bila sudah dekat dengan pertigaan ke air panas terdapat sebuah jalan rabat yang bisa dilewati motor dan mobil.

“Dulu waktu 2014 ke sini belum ada jalan rabat. Kita mesti berjalan kaki cukup jauh menuju lokasi air panas” kata Hermin.

Jalan rabat ini berujung pada tempat parkir. Parkirannya lumayan luas dan ada lopo-lopo kecil di sebelah atas tapi sayang sudah tidak terawat.

Ada belasan motor dan dua pick up yang terparkir. Maklum hari itu Minggu sore sehingga cukup ramai. 

Beberapa anak muda sekitar bertugas menjaga parkiran. Sewaktu ditanya berapa biayanya, mereka hanya bilang terserah kami saja. Kami bertiga pun memberikan lima belas ribu.

Selanjutnya kami menuruni 80-an anak tangga menuju ke bawah. Seingat Hermin, dulu belum ada tangga seperti ini, bahkan mesti berpegangan pada akar pohon karena ada jurang di sisi kanan.   

(Egon Mountain)

Dari tangga ini saya sempat memotret Gunung Egon. Tak terbayangkan beberapa waktu yang lalu saya baru saja menginjak puncaknya.

Selepas anak tangga gantian kami menyusuri jalanan hutan dengan nyeker. Ada beberapa alir sungai kecil yang perlu dilewati. Kaki kita akan melintasi air yang dingin dan juga yang hangat.

Kami berjalan sekitar 10-15 menit karena jalanan licin serta belum ada penunjuk arah di tengah hutan. Kami hanya berpatokan pada orang-orang yang pulang dari air panas. 

Sensasi Yang Menggigit

Seperti di parkiran tadi, di lokasi utama air panas sarat dengan banyak orang. Banyak yang datang baik dalam grup keluarga maupun kelompok teman sepantaran. Ada asap yang mengepul karena para pengunjung sedang membakar pisang.

Kami pun menemukan bebatuan untuk menaruh tas bawaan. Bekal dari pendakian gunung masih ada, jadi kami makan roti coklat dulu. Sebaiknya kita perlu untuk makan terlebih dahulu sebelum berendam lama di air panas. 

(Kalau akhir pekan cukup ramai)

Di sini pemandiannya masih benar-benar alami. Tidak dibuat dalam bentuk kolam semen buatan. Hanya ada susunan batu-batu agar airnya bisa tertampung lebih tinggi.

Kita tinggal memilih bagian yang panas atau cukup hangat. Ada juga aliran yang dingin atau biasa saja, bagian paling enak untuk mandi karena airnya setinggi dada orang dewasa dan agak luas. 

Sebelum berendam juga kita mesti membasahi kaki dan tangan terlebih dahulu. Barulah masuk ke dalam air pelan-pelan. Supaya tubuh kita bisa beradaptasi dengan suhu airnya yang panas.

Saat berendam, air panas di Blidit rasanya mengigit di kulit. Sensasinya seperti gigitan-gigitan panas yang membuat tubuh menjadi bugar. 

Kalau kamu baru selesai mendaki Gunung Egon, jangan lekas pulang. Singgahlah sejenak untuk berendam di Air Panas Blidit. 

Berendam sambil berbaring memandang pepohonan tinggi besar. Udara sejuk khas hutan bersanding dengan panas Blidit yang mengigit

Saya sempat mengobrol dengan pengunjung lainnya. Kebanyakan datang dari Maumere kota. Mereka mengaku senang bisa berakhir pekan di sini.   

Tak terasa hari pun semakin sore, para pengunjung pun sudah ada yang mulai pulang. 

Kami juga bersiap untuk pulang, tapi ada juga sekelompok pemuda yang masih berendam.

Saat itu, sekawanan monyet turun dari antara pepohonan besar. Mereka menyerbu bungkus-bungkus makanan yang tertinggal. 

Kalau misalkan suasana sudah kembali sepi, apakah kawanan monyet tersebut juga suka berendam di sini? 

 

Post a Comment for "Air Panas Blidit Yang Menggigit"