Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Melipir ke Pulau Kojadoi

Kojadoi Maumere
Pelabuhan La Malino Kojadoi
Akhirnya, saya bisa pergi juga ke Pulau Kojadoi. Sebuah pulau mungil nan eksotis di Teluk Maumere. Letaknya di wilayah Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Kojadoi merupakan salah satu desa wisata yang meraih Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA). Sebuah penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tak heran karena desa ini memiliki destinasi wisata alam, bahari, dan budaya. 

Nah, cerita ini masih berkaitan dengan artikel kala berkemah di Pangabatang. Karena saya bersama teman-teman berangkat ke Kojadoi melalui Pangabatang. 

Dari Pangabatang Menuju Kojadoi

Kami pergi ke Kojadoi untuk membawa daging kurban bagi para warga di sana. Sebelumnya. daging hewan kurban tersebut telah dipotong dan dibagi di Pangabatang.

Namun, listrik belum masuk di Pangabatang. Tentu tak ada kulkas di rumah warga untuk menyimpan bagian yang lebih. Daging yang didapat langsung dimasak pada hari Idul Adha saat itu juga. Jadi, kelebihan daging kurban kami hantar ke desa tetangga, Kojadoi. 

Teringat kala itu, pukul tiga siang, air sedang surut. Perahu motor tak bisa berlabuh di tepi Pantai Pangabatang. 

Kami harus berjalan kaki untuk sampai ke perahu itu. Sembari memikul daging kurban dalam plastik merah yang lumayan berat.

Cukup jauh juga kami berjalan. Saya melepas sandal karena akan terasa sulit kalau di dalam air laut. Telapak kaki ini pun tak kuasa menahan rasa geli dan aneh. Entah rumput laut atau benda asing apa yang saya injak. Beruntung area yang kami lintasi bebas dari ranjau laut alias duri tajam bulu babi.  

Mulai dari air di mata kaki sampai mendekati pinggang barulah kami tiba di atas perahu motor. Kami pun siap meluncur ke Kojadoi. 

Perahu kami mulai membelah air laut. Jauh di sisi kiri ada Pulau Flores, bagai ular besar yang tertidur. Di sisi berlawanan ada gugusan pulau-pulau kecil. Kami sempat singgah di satu pulau dulu sebelum lanjut ke Kojadoi. 

Kojadoi Maumere
Berjalan menuju perahu motor

Kojadoi Maumere
Dalam perjalanan menuju Kojadoi

Tak Sempat ke Bukit dan Jembatan Batu Kojadoi 

Setibanya di Kojadoi sudah sore. Perahu kami bersandar di Pelabuhan La Malino. 

Kami diarahkan oleh warga untuk pergi ke Balai Desa. Tempat pembagian hewan kurban. 

Oia, Kojadoi itu desa yang terbilang kecil. jarak antar rumah warga cukup dekat. Tak ada kendaraan bermotor. Hanya pakai jalan kaki saja sudah bisa berkeliling di tempat ini. 

Sayangnya. karena keterbatasan waktu kami tak bisa berlama-lama di Kojadoi. Kami harus segera kembali ke Pangabatang. Lalu, bergegas pulang ke Maumere agar tidak kemalaman.

Saya dan beberapa teman yang baru pertama kali datang ke Kojadoi tak sempat pergi ke Bukit Batu Purba dan Jembatan Batu. Padahal sudah tiba di Kojadoi, tapi tidak mencapai dua tempat ikonik ini. 

Oia, Bukit Batu Purba merupakan tempat yang patut dikunjungi kalau kamu ke Kojadoi. Bukit setinggi 50 meter ini terbentuk dari tumpukan batu-batu besar berwarna hitam. 

Kalau Jembatan Batu adalah susunan bebatuan yang menghubungkan Kojadoi dan Koja Besar. Panjang Jembatan Batu ini sekitar 680 meter.

Kojadoi Maumere
Selamat datang di Kojadoi

Kojadoi Maumere
Sepulang mengantar daging kurban

Berfoto di Pelabuhan La Malino 

Momen melipir di Kojadoi pun harus berakhir. Sebelum naik ke atas perahu motor kami sempat berfoto dulu di Pelabuhan La Malino. Hitung-hitung sebagai tanda bukti sudah menginjak Pulau Kojadoi, hehe… 

Saat senja di Kojadoi banyak nelayan yang baru pulang melaut. Perahu-perahu mereka ditambatkan di pinggir desa. 

Begitu syahdu berfoto dengan latar perahu warna-warni dan bukit Koja Besar. Kapan lagi bisa melipir ke Kojadoi?

Kojadoi Maumere

Kojadoi Maumere

Kojadoi Maumere



Post a Comment for "Melipir ke Pulau Kojadoi "