Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berkunjung ke Pameran Foto Tenun Biboki

Pameran Foto Tenun Biboki

Pada Jumat yang lalu saya berkunjung ke Pameran Foto Tenun Biboki. Bicara tentang “pameran” dan “Agustus” ingatan saya terbawa pada Pameran Fatululi. Sebuah arena pameran terbesar yang pernah ada di Kota Kupang. Biasanya diadakan setahun sekali dalam bulan kemerdekaan.

Setiap memasuki bulan Agustus warga Kupang juga akan terbayang Pameran Fatululi. Begitu pula saya dan teman-teman SD, apalagi jarak dari sekolah ke pameran cukup dekat. Habis upacara bendera walau siang begitu terik, kami akan berjalan kaki ke arena pameran. Tidak hanya kami saja, anak sekolah yang lain pasti akan datang, dari SD sampai SMA.

Kini, sudah hampir satu dekade tidak ada lagi Pameran Fatululi. Sejak 2014 lahan pameran telah digusur, berganti pusat perbelanjaan nan megah. Begitulah saya memaknai kunjungan ke Pameran Foto Tenun Biboki, sebagai pintu nostalgia akan Pameran Fatululi.  

Pameran Foto Tenun Biboki

Pada artikel ini saya menuliskannya sebagai pameran foto tenun, walau sebenarnya bukan ini saja. Kegiatan ini bertajuk “Peluncuran Buku dan Pemutaran Film Tenun Biboki”. Ada pameran foto, pemutaran film, musik akustik, dan lapak jualan. Pameran ini didukung oleh Teras Mitra dan Lawe Indonesia, dan diorganisir oleh teman-teman Komunitas Film Kupang.

Kegiatannya berlokasi di Aula & Halaman Dinas Komunikasi & Informatika Provinsi NTT Jln. Palapa No. 11 Oebobo, Kupang, NTT. Mulai dari Jumat-Minggu, 4-6 Agustus 2023. 

Pameran Foto Tenun Biboki

Pameran Foto Tenun Biboki

Setibanya disana saya langsung ikut menonton pemutaran film di aula. Sial karena datang terlambat film pertama Sejengkal tidak sempat saya tonton, hanya film kedua yang berjudul Empu.

Empu (Sugar on The Weaver’s Chair) adalah karya sutradara Harvan Agustriansyah. Film berdurasi 60 menit ini terinspirasi dari kisah nyata. Tentang perjuangan keadilan sosial kaum perempuan di daerahnya. 

Ada tiga daerah yang menjadi lokasi cerita. Salah satunya di Biboki, Timor Tengah Utara. Ketiga ceritanya amat berkesan, dengan konflik masing-masing tapi dijalin dalam satu benang merah. Tentu yang di Biboki amat berkesan karena tentang para perempuan pejuang dan pelestari tenun. 

Pameran Foto Tenun Biboki

Pameran Foto Tenun Biboki

Selepas menonton film, kami diarahkan untuk ke lapangan kantor, lokasi utama pameran. Sebelumnya pada Mei yang lalu di tempat ini juga ada kegiatan bertema kesenian Dalen Kolo. Tentunya akan sangat bagus kalau kegiatan serupa rutin diadakan di sini. 

Foto-foto tenun Biboki yang ditampilkan adalah karya Rosa Panggabean. Ada foto proses menenun dan bahan baku tenun serta aktivitas harian para penenun. 

Ada juga karya dari para peserta foto tenun NTT yang turut disertakan. Nantinya foto-foto para peserta tersebut akan ada presentasi daring di bulan Agustus ini.   

Pameran Foto Tenun Biboki

Pameran Foto Tenun Biboki

Berikut saya kutip deskripsi foto tentang tenun Biboki:

Tenun Biboki adalah kain tenun khas Biboki, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Tenun tradisional Biboki dibuat dari bahan baku dari kapas, beragam pewarna alami dari akar, daun, dan lumpur. Sedangkan motif kain Biboki umumnya menggambarkan alam lingkungan sekitar, juga riwayat perjalanan hidup sang penenun. Inilah yang menjadikan kain tenun tradisional Biboki memiliki keunikan.

Pameran Foto Tenun Biboki

Selain pameran foto ada juga beragam lapak jualan di lapangan. Bagi kamu yang mau mencicipi kuliner juga tersedia. Kalau saya membeli stiker di Lapak Imagine. Ada banyak pilihan merchadise buatan Obby Tukan. Ada juga booth foto menarik di sini ditambah iringan live musik akustik menambah lengkap nuansa kegiatan ini.

Akhirnya, belajar dari Pameran Fatululi, sekiranya Tenun Biboki tidak akan tergusur apa lagi lenyap dari generasi kita. 


Post a Comment for "Berkunjung ke Pameran Foto Tenun Biboki"