Ketika Anak Muda Kupang Menyisir Sampah di Pesisir
Sampah-sampah bertebaran di pesisir Pantai Pasir Panjang. Ada yang dibuang di bentang pasir, ada yang digulung oleh ombak kecil.
Satu per satu sampah tersebut mulai dipungut oleh puluhan anak muda Kota Kupang. Mereka mengumpulkannya ke dalam kantong-kantong plastik putih besar, (06/10/23).
Sengatan matahari terasa garang, walau baru pukul 9 pagi, tetapi mereka tetap menyisir sampah dengan hati yang girang.
Semua peserta terlihat semangat dan kompak dalam Field Audit Kedua. Sebuah kegiatan Clean Up dan Brand Audit yang diinisiasi oleh Yayasan Pikul
Dalam kegiatan ini turut terlibat enam komunitas lokal, XR Kupang, Beta Guru Kimia Hijau (BGKH), Mangrove Leaf, Donasi Sampahmu, Shalam NTT, dan Forum Remaja PKBI NTT.
Ona Bani, salah satu peserta dari Komunitas Donasi Sampahmu, mengaku senang bisa bergabung dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas. Ia terkesan pada semangat gotong royong teman-teman muda Kota Kupang.
“Rencana awal sampai jam 9 sampai 11. Tapi hanya setengah jam saja karena ada banyak peserta” ujar Ona Bani seusai sesi clean up.
Penimbangan sampah |
Semua sampah yang telah dikumpulkan lalu ditimbang, totalnya mencapai 106,44 Kg. Setelah itu dilanjutkan dengan brand audit atau pemetaan jenis, tipe bahan, dan asal produsen sampah.
Setelah Memilih, Saatnya Memilah
Ona Tukan, koordinator kegiatan dari Yayasan Pikul, terlebih dahulu memberi arahan sebelum proses brand audit. Ia menjelaskan fungsi dari dua rangkap kertas yang berisi informasi jenis sampah dan tabel pengisian data.
Penjelasan proses brand audit |
Peserta melakukan brand audit |
Para peserta pun dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan proses brand audit.
Dalam setiap kelompok ada yang bertugas memilah sampah, mengkaji jenis serta asal produsen, dan mencatatnya ke dalam tabel.
Di bawah naungan pohon sekitar pantai setiap kelompok berkutat dengan tugas brand audit.
Ada yang sudah pernah sebelumnya, ada yang baru pertama kali melakukan brand audit. Tak jarang ada yang bertanya lagi ke panitia terkait jenis-jenis sampah tertentu.
Proses ini berlangsung cukup lama hingga selesai saat menjelang tengah hari.
Sampah-sampah yang dapat didaur ulang telah dikumpulkan oleh Komunitas Donasi Sampahmu, sisanya diangkut oleh DLHK Kota Kupang ke tempat pembuangan akhir.
Sekilas Field Audit Pertama
Field audit pertama berlokasi di Pantai Oesapa pada tanggal 12 Agustus 2023. Seturut unggahan akun Instagram Yayasan Pikul (@pikul_kupaang), total sampah yang dikumpulkan berjumlah 368,66 Kg.
Dari total tersebut terdapat 1199 buah sampah dengan 525 di antaranya berupa sampah kantong kresek. Selain itu juga ditemukan sebanyak 199 nama produk.
Adapun sampah yang diaudit 68,3% didominasi oleh sampah-sampah yang tidak diketahui produsennya. Hal ini karena kondisi sampah sudah pudar sehingga tulisan pada kemasan sulit terdeteksi.
Pada field audit yang kedua ini data yang telah ditemukan akan direkap oleh Yayasan Pikul. Selanjutnya dibagikan ke komunitas-komunitas yang terlibat dan diunggah juga pada media sosial.
Yang Muda yang Resah pada Sampah
Bagi Melvin Takoy peserta dari Forum Remaja PKBI NTT, field audit kali ini sangat berkesan karena dirinya berjumpa banyak orang muda yang peduli isu sampah.
Sepanjang kegiatan ia amat senang saat sesi brand audit, karena selama proses memilah sampah ia banyak sekali menemukan banyak brand dari berbagai perusahaan.
“Hari ini bukan sekedar memilih sampah tapi juga memilahnya. Otomatis beta dapat pengetahuan baru” tukasnya.
Namun, ia juga menceritakan keresahannya ketika tiba tadi langsung melihat sampah-sampah yang bertebaran. Padahal di bulan Mei yang lalu, ia bersama empat temannya pernah membersihkan sampah di area ini.
“Padahal sudah pernah dibersihkan, tapi sampah masih ada lagi dan tambah banyak lagi” ujarnya.
Ia berharap clean up dan brand audit selanjutnya lebih luas menjangkau anak-anak muda bukan hanya dari komunitas lokal tapi juga dari perguruan tinggi, agar semakin banyak yang peduli isu sampah di Kota Kupang.
“Karena kegiatan ini sangat-sangat seru. Ketong sonde hanya pilih sampah tapi juga belajar pilah sampah” ungkapnya di akhir kegiatan. (Yose Bataona).
Top sekali 🔥🔥
ReplyDeleteTerima kasih Rinha. Salam Lestari.
DeleteMantap
ReplyDeleteSipp
DeleteKeren banget
ReplyDeleteThank you orang Bandung.
DeleteTerima kasih banyak, Kak
ReplyDeleteSama, Oa. Ditunggu field audit yang ke-3.
Deleteterakhir ikut clean up di pantai tidung tahun 2010, emang seru banget dan bisa kenal banyak temen baru plus dapet cerita2 seru dari mereka. pas acara clean up banyak insight baru tentang pilah sampah juga, keren acara kaya gini tuh
ReplyDeleteGerakan yang baik dari anak muda. Semoga semakin banyak orang yang sadar tentang sampah dan lingkungan. Saya sendiri pernah ikut gerakan bersih gunung. Lumayan banyak juga sampah di gunung.
ReplyDeleteKegiatan menarik nih untuk anak-anak muda agar bisa menyadari pentingnya pengelolaan sampah, jadi tidak hanya sekadar sadar untuk membuang sampah pada tempatnya tapi juga sadar pentingnya memilah sampah
ReplyDeleteBagus sekali ini kegiatannya, sangat positif. Terutama untuk menyadarkan semua orang bahwa sampah itu masalah bersama dan harus diselesaikan secara bersama-sama juga.
ReplyDeleteHebat nih, kalian. Semoga dalam kegiatan serupa berikutnya nanti, kian sedikit sampahnya. Dalam arti, laut dan pantai kondisinya memang sudah terbebas dari sampah.
ReplyDeleteSampah adalah musuh bersama dalam kehidupan dan sanitasi lingkungan.
ReplyDeleteArtikel ini menceritakan tentang upaya bersih-bersih yang dilakukan oleh puluhan anak muda di Pantai Pasir Panjang, Kupang. Mereka dengan semangat memungut sampah-sampah yang bertebaran di pesisir pantai ini.
ReplyDeleteKegiatan ini merupakan bagian dari Field Audit Kedua yang mencakup Clean Up dan Brand Audit yang diinisiasi oleh Yayasan Pikul. Enam komunitas lokal, termasuk XR Kupang, Beta Guru Kimia Hijau (BGKH), Mangrove Leaf, Donasi Sampahmu, Shalam NTT, dan Forum Remaja PKBI NTT, berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Kegiatan dimulai dengan membersihkan sampah, yang kemudian diikuti dengan brand audit, di mana peserta mengidentifikasi jenis sampah dan asal produsennya. Sampah-sampah yang dapat didaur ulang dikumpulkan oleh Komunitas Donasi Sampahmu, sedangkan sisanya diangkut ke tempat pembuangan akhir oleh DLHK Kota Kupang.
Dalam field audit pertama, di Pantai Oesapa pada bulan Agustus, total sampah yang dikumpulkan mencapai 368,66 Kg, dengan sebagian besar berupa sampah kantong kresek dan sebagian besar tidak diketahui produsennya. Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau kondisi sampah di pesisir dan mengetahui produsen penyumbang sampah terbanyak.
Artikel ini menggarisbawahi semangat anak muda yang peduli terhadap masalah sampah dan lingkungan serta upaya mereka dalam membersihkan dan mendokumentasikan sampah serta menunjukkan dampaknya. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus menyebar dan menyadarkan lebih banyak orang akan pentingnya menjaga lingkungan.
Keren banget! Seneng deh lihat bagaimana banyak sekali orang yang mulai terketuk hatinya untuk melakukan perubahan pengelolaan sampah dan membuat gerakan bebersih pantai seperti ini
ReplyDeleteKeren nih anak² muda Kupang, semoga bisa terus aktif menyisir sampah dipesisir dan makin banyak ikut terjun membantu kegiatan positif ini.
ReplyDeleteKeren banget anak muda Kupang. Seneng banget deh sekarang anak-anak muda makin aktif ikut bersih-bersih lingkungan. Semoga semangat ini bisa nular ke banyak anak muda di seluruh Indonesia
ReplyDeleteHebat euy pemuda-pemudi Kupang, masih peduli dengan kebersihan lingkungan dan selalu menjaga lingkungannya bebas dari sampah
ReplyDeleteKegiatan seperti ini sepertinya sudah sangat viral dan sudah bayanak pihak yang mulai melakukannya. Di daerah saya juga ada, tapi masih dalam lingkup kelurahan saja. Ya semoga saja bisa lebih luas jangkauannya, syukur" dibantu sama pihak pemerintah
ReplyDeleteIkut larut membacanya... Persoalan sampah memang gak ada hentinya. Namun jika tidak ditindaklanjuti, maka akan semakin kompleks. Lagi lagi kesadaranlah yang musti diutamakan. Terima kasih artikel yang sangat inspiratif. teruslah berbuat demi keindahan dan keberlangsungan alam kita.
ReplyDeletesemoga menjadi agenda rutin ya, dan semakin baik kondisi lingkungan kita. JUga semoga semakin banyak yang akan sadar lingkungan
ReplyDeleteIni sih keren gerakannya, harus sering dilakukan dibanyak tempat, ngga cuman di Kupang juga. Tapi ini bisa jadi program inisiator buat dicontohi pemuda lain di Indonesia biar lingkungan bersih dan sehat. sehingga enak dipandang mata
ReplyDelete"Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia"
ReplyDeleteIr. Soekarno
Pemuda memang pantas disebut Agen Perubahan, seperti yang dilakukan anak muda di Pantai Kupang. Inilah harusnya kegiatan untuk mengisi masa muda, berdampak dan ber-impact!
Keren kak kegiatan yang seperti ini perlunya diperbanyak diseluruh indonesia karena dapat memberikan dampak positif. Lanjutkan kak
ReplyDeleteSalut untuk kegiatan Clean Up dan Brand Audit yang diinisiasi oleh Yayasan Pikul bersama enam komunitas lokal di Kupang. Semoga semakin banyak yang peduli isu sampah tak hanya di Kota Kupang saja tapi juga di pejuru Nusantara.
ReplyDelete