Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Yang Bersetia dengan Es Cendol Khas Solo

Es Cendol Khas Solo

Di tengah gempuran es boba yang menjamur di sudut kota, Mas Kisut tetap bersetia dengan es cendol khas Solo. Ia ingin melestarikan  warisan kultur tanah air. 

Dari tangannya tercipta resep cendol yang original. Rasa ingin tahu dan kreativitas mendorongnya untuk meracik beberapa variasi es cendol. 


“Supaya es cendol tak kalah saing dari jajanan es modern yang lain” jelasnya kalem khas orang Solo.  


Es Cendol Khas Solo
Es Cendol Khas Solo

Siang itu, tempat jualannya tak pernah sepi. Ada saja motor, mobil, atau pejalan kaki yang menepi untuk membeli es cendol. 


Ia berjualan di tepi Jalan WJ Lalamentik, tepatnya berhadapan dengan John's Hotel Kupang. 


Setiap orang yang melintasi jalan ini tentu akan melihat motornya yang terparkir dengan tempelan tulisan “Es Cendol Susu-Aneka Rasa Khas Solo”.


Motornya ia modifikasi untuk dipasang tempat menaruh tatakan bahan cendol dan yang lain. Tak lupa ia pancangkan sebuah payung sebagai peneduh.


Es cendol jualannya cukup murah. Yang di gelas kecil Rp5000, sedangkan gelas besar Rp7.000. “Saya jual murah supaya anak-anak sekolah juga bisa beli untuk jajan” jelasnya. 


Seorang Pegawai Kontrak 

Sebelumnya Mas adalah seorang pekerja di PT. Ia pernah bekerja lama di Jakarta hingga ke Papua juga. Selesai masa kontrak ia kembali ke Kupang karena orang tuanya sudah berdomisili di Kota Karang ini. 


Awal-awalnya ia bekerja serabutan, karena hanya seorang tamatan SMP saja. Ia sempat bercerita pengalamannya sebagai pengamen foto di Candi Borobudur dan Jalan Malioboro semasa remajanya dulu. 


Berkat kegigihannya untuk terus belajar secara otodidak ia pun bisa turut merasakan pengalaman kerja di perusahaan. 

Es Cendol Khas Solo
Mas Kisut menyiapkan es cendol

“Selagi menunggu kontrak baru, makanya saya iseng-iseng jualan es cendol ini” katanya. Ia juga mengatakan akan berjualan hingga tahun baru, karena mulai bulan satu sudah kembali bekerja di tempat yang baru. 


Es Cendol Penghapus Panas

Ketika para pembeli berdatangan ia dengan ramah melayani. “Gelas besar atau kecil?” begitulah yang selalu ia tanyakan terlebih dulu. 


Tangannya terampil mengambil gelas plastik. Yang pertama ia masukkan adalah cendol, susu kental manis, sirup gula aren, dan es yang dicampur santan serta resep originalnya. 


Es Cendol Khas Solo
Kamu tim es cendol atau boba?

Cendolnya ia ramu dari tepung sagu, sehingga terasa lembut dan legit saat digigit. Gula arennya ia pesan langsung dari Lombok. Campuran santan dan resep originalnya yang menjadi kunci dan es cendol ini. Seperti tak cukup bila hanya membeli cuma segelas saja. 


Biasanya ia berjualan dari jam sepuluh pagi hingga pukul tiga petang. Kalau hari Minggu ia mulai lebih awal dari jam sembilan. “Lumayan dalam sehari saya bisa mendapat sekitar 300-400 ribu” ungkapnya. 


Es Cendol Khas Solo

Es Cendol Khas Solo
Kala Kupang lagi panas-panasnya di awal November, segelas cendol memberi sensasi segar dan dingin yang tak tertandingi. Apalagi masih terbilang jarang orang-orang yang berjualan es cendol susu di kota ini.  


Angel Medah, salah seorang pembeli baru di tempat es cendol ini. “Karena penasaran dan ingin coba rasanya. Makanya beta datang beli” ungkap Angel. Ia berkata dari tampilan saja sudah terlihat menarik, tentu akan enak sekali rasa es cendolnya. 


14 comments for " Yang Bersetia dengan Es Cendol Khas Solo"

  1. Wuaaaa senang dengan semangatnya yang begitu ingin terus melestarikan salah satu warisan kuliner tanah air, yaitu Es Cendol. Kebayang sih segar dan manis gurih dari perpaduan gula merah dan santan bersama si cendolnya yang kenyal. Dinikmati di suasana panas khas Kupang pula.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Panas-panas di Kupang emang paling maknyus minum cendol yang dingin dan kenyak kak. Thanks yah udah berkunjung.

      Delete
  2. Perlu diteladani nih semangatnya. Memang tidak semua orang suka dgn jajanan zaman sekarang. Cendol sebagai salah satu minuman tradisional hingga saat ini tetap diminati. Aku juga nyaris tiap hari minum cendol, ada pedagang keliling yang menjajakannya lewat depan rumah. Tapi belum menikmati rasa es cendol khas Solo, sama gak ya dgn es Cendol di Jawa Barat.

    ReplyDelete
  3. Ah, salah satu minuman kesukaan nih. Apalagi kalau panas-panas gini, cocok banget. Alhamdulillah, kalau di Sukabumi masih banyak yang jualan Es Cendol. Mudah-mudahan tetap lestari, ya, es cendol ini

    ReplyDelete
  4. Es cendol didaerah saya namanya es dawet. Menggunakan gula merah sebagai pemanis dicampur santan. Enak dan segar diminum saat siang yang panas.

    ReplyDelete
  5. Aaahh ini sih minuman favoritku es cendol. Manis gula merahnya bikin seger. Dibuat inovasi dengan tambahan susu ya makin seger, bener-bener penghapus panas.

    ReplyDelete
  6. Es cendol favoritku nih. Tp tekstur cendol solo sepertinya beda ya dengan cendol pada umumnya

    ReplyDelete
  7. Wow, gula arennya aja dari Lombok. Pantesan aja rasa es cendol khas Solo ini begitu enak. Pelepas dahaga di saat kita sedang kepanasan, minum es dawet ini tentu asyik sekali malah bisa nambah haahahhah :D Laris ya jualannya alhamdulillaah.

    ReplyDelete
  8. Sesungguhnya Si Mas penjual dawet punya cita-cita keren, lho, agar es dawet tak punah oleh minuman kekinian. Namun, dia sekarang udah balik kerja ya?

    ReplyDelete
  9. Bentar, sekarang kan bulan 1 Januari. Berarti oomnya udah nggak jualan lagi dong? Yah sayang ya. Kenapa ya kok nggak diteruskan orang lain saja gitu? Tapi oomnya ini keren ya. Nggak mau berpangku tangan. Jeda masa kontrak pun dia pakai untuk berjualan. Mana racikan sendiri lagi cendolnya.

    ReplyDelete
  10. Duh pengen deh bisa bikin es cendol. Kalau es cendol legend gini tuh rasanya biasanya langsung bikin kangen ya setiap nyoba

    ReplyDelete
  11. Es cendol ga pernah salah wkwk dari dulu ketika traveling (kemana aja) terus nemu yang jualan cendol tuh, berasa kayak balik pulang gatau kenapa. Bikin kangen rumah rasanya, meski di daerahku tinggal sekitaran rumah ga ada yang jualan cendol.

    ReplyDelete
  12. Aku dari dulu suka es cendol. Campuran gula merah sama santannya itu loh bikin segar. Apalagi d makan pas cuaca lagi panas-panasnya. Wuih seger banget. Tapi, es cendol khas solo ini bedanya dengan es cendol lainnya apa ya kak? Atau sama aja?

    ReplyDelete
  13. Aku juga selalu ada langganan kalau beli sesuatu, rasanya kalau tidak menikmati yang punya mamangnya it kek ada yang kureng.

    ReplyDelete