5 Wisata Rohani Katolik yang Ikonik di Kota Maumere
Maumere terkenal dengan barisan pantai eksotis, kain tenun ikat, dan lagunya "Putar ke kiri..." Gemu Fa Mi Re.
Gereja Tua Sikka |
Tak hanya itu, Maumere Kota Kabupaten Sikka, juga memiliki sejumlah tempat wisata rohani bagi umat Katolik.
Apa saja wisata rohani yang ikonik dari kota di Pulau Flores ini? Mari simak 5 wisata rohani khas Maumere di bawah ini.
1. Patung Kristus Raja Maumere
Patung Kristus Raja Maumere |
Patung Kristus Raja Maumere terletak di tengah Kota Maumere. Tepatnya di antara Gereja Katedral St. Yosef dan Pelabuhan Lorens Say. Lokasinya membuat taman doa ini amat mudah dikunjungi.
"Patung Kristus Raja Maumere diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989."
Di bawah kaki Patung Kristus Raja ada sebuah prasasti yang memuat tanda tangan Paus. Tertera pula sepenggal kalimat filosofis dalam bahasa daerah Sikka.
Biasanya orang-orang berkunjung pada sore atau malam hari. Meski lokasinya di tengah kota yang ramai, kamu sungguh merasakan nuansa teduh selama berada di taman doa ini.
Alamat: Jalan Mgr. Soegijapranata, Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.
2. Patung Bunda Maria Segala Bangsa
Patung Nilo (@barrykusuma) |
Patung Maria Bunda Segala Bangsa menjadi ikon wisata rohani di Maumere. Patung Maria ini terbuat dari perunggu dengan tinggi 19 meter serta total 28 meter dari permukaan tanah.
"Patung Nilo merupakan wisata rohani Maumere yang ikonik dan selalu menjadi tujuan peziaran setiap tahunnya"
Patung Bunda Maria Segala Bangsa diresmikan sejak tahun 2005. Letaknya di Bukit Nilo, wilayah dengan ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Di puncak bukit ini kamu akan menghirup udara nan segar sekaligus memandang lanskap Kota Maumere dan bentang biru Laut Flores.
Alamat: Desa Wuliwutik, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.
3. Kamar St. Yohanes Paulus II
Kamar St. Yohanes Paulus II (@jelajahmaumere) |
Kamar Paus Yohanes Paulus II merupakan situs rohani yang berada di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret. Kamar ini menjadi saksi sejarah kunjungan Bapa Paus, pemimpin tertinggi umat Katolik, pada 11 Oktober 1989 di Kota Maumere.
Di dalam kamar terdapat sebuah relikui dari St. Yohanes Paulus II. Suasana nyaman dan sunyi sungguh terasa saat datang berdoa. Apalagi kompleks Seminari Tinggi Ritapiret yang bernuansa klasik membuatmu makin tertarik ke tempat ini.
Alamat: Desa Nitakloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.
4. Replika Kota Betlehem Nelle
Replika Kota Betlehem Nele |
"Setiap patung yang dibangun di sini menceritakan peristiwa kelahiran Yesus sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci."
Seperti patung Yohanes Pembaptis, Tiga Orang Majus, para gembala dan domba. Adanya replika ini membantu peziarah mengenang kembali peristiwa agung tersebut.
Jarak situs ini sekitar 5 Km dari Kota Maumere. Kalau datang saat sore hari kamu akan melintasi rumah warga sekitar dan melihat para mama yang sedang menenun kain tenun ikat Sikka. Sungguh suatu momen perjalanan yang berkesan, bukan?
Alamat: Kampung Kloang Bola, Desa Nelle Wutung, Kecamatan Nelle.
5. Gereja Tua Sikka
Gereja Tua Sikka |
Gereja Tua Sikka merupakan situs rohani yang juga ikonik dari Maumere. Gereja ini diresmikan pada tanggal 24 Desember 1899 dalam sebuah Misa Malam Natal. Walau telah berusia lebih dari seratus tahun gereja ini masih awet dan kokoh berdiri.
"Arsiteknya adalah Pastor Antonius Dijkmans SJ yang juga perancang desain Gereja Katedral Jakarta."
Gedung gereja ini bercita rasa khas Eropa, gaya renaissance dan barok, yang dipadu dengan budaya Flores Sikka.
Gereja ini berada di Kampung Sikka, sekitar 35-45 menit berkendara dari kota. Saat memasuki wilayah Kampung Sikka kamu akan disambut oleh deretan pohon kelapa dan deburan ombak khas pantai selatan.
Alamat: Desa Sikka, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka.
Demikian lima tempat wisata rohani yang ikonik di Kota Maumere. Walau merupakan tempat ziarah umat Katolik, tempatnya terbuka juga untuk wisatawan umum.
Kalau nanti ke Maumere mana tempat wisata rohani yang akan pertama kamu kunjungi?
Keren-keren ya bangunannya. Bangunan nomor 5 itu seingatku bergaya Indis. Di Yogyakarta banyak gaya bangunan serupa itu
ReplyDelete